Jumat, 13 Juni 2014

Bab.8 Analisis varians

Bab.8 ANALISIS VARIANS

Analisis varians (analysis of variance, ANOVA) adalah suatu metode analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika inferensi. Analisis varians dapat merupakan uji hipotesis (lebih sering dipakai) maupun pendugaan (estimation, khususnya di bidang genetika terapan).
Secara umum, analisis varians menguji dua varians (atau ragam) berdasarkan hipotesis nol bahwa kedua varians itu sama. Varians pertama adalah varians antarcontoh (among samples) dan varians kedua adalah varians di dalam masing-masing contoh (within samples). Dengan ide semacam ini, analisis varians dengan dua contoh akan memberikan hasil yang sama dengan uji-t untuk dua rerata (mean).
Supaya sahih (valid) dalam menafsirkan hasilnya, analisis varians menggantungkan diri pada empat asumsi yang harus dipenuhi dalam perancangan percobaan:
  1. Data berdistribusi normal, karena pengujiannya menggunakan uji F-Snedecor
  2. Varians atau ragamnya homogen, dikenal sebagai homoskedastisitas, karena hanya digunakan satu penduga (estimate) untuk varians dalam contoh
  3. Masing-masing contoh saling bebas, yang harus dapat diatur dengan perancangan percobaan yang tepat
  4. Komponen-komponen dalam modelnya bersifat aditif (saling menjumlah).
Analisis varians relatif mudah dimodifikasi dan dapat dikembangkan untuk berbagai bentuk percobaan yang lebih rumit. Selain itu, analisis ini juga masih memiliki keterkaitan dengan analisis regresi. Akibatnya, penggunaannya sangat luas di berbagai bidang, mulai dari eksperimen laboratorium hingga eksperimen periklanan, psikologi, dan kemasyarakatan.
Terdapat beberapa jenis Analisis Varians, yaitu:
a.       Analisis Varians Klasifikasi Tunggal (Single Classification ) / satu jalur
b.      Analisis Varians Klasifikasi Ganda (Multiple Classification) / dua jalur
Analisis varians klasifikasi tunggal (satu jalur) digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel, bila pada setiap sampel hanya terdiri atas satu kategori, Anova Klasifikasi Ganda/dua Jalur digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel bila pada setiap sampel terdiri atas dua atau lebih kategori.
Contoh :
Bila ingin menguji hipotesis ada tidaknya perbedaan secara signifikan antara penghasilan pegawai negeri, petani, pedagang, dan nelayan, maka digunakan anova satu jalur. Tetapi bila akan menguji hipotesis ada tidaknya perbedaan secara signifikan antara penghasilan pegawai negeri, petani, pedagang dan nelayan berdasarkan jenis kelamin (pria/wanita) maka digunakan anova dua jalur.
Untuk memudahkan pemahaman tentang dua jenis anova tersebut, maka dapat dilihat melalui dua model tabel ringkasan berikut. Tabel 1 untuk anova satu jalur, dan tabel 2 untuk anova dua jalur. Dalam anova satu jalur terdiri atas tiga kelompok sampel, (tanpa ada kategori) sedangkan dalam anova dua jalur terdiri atas tiga kelompok sampel, dimana masing-masing sampel terdiri atas dua kategori, yaitu pria dan wanita.
TABEL 1
CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANOVA SATU JALUR
Data Sampel I
Data Sampel II
Data Sampel III
5
4
7
9
8
5
9
4
6
TABEL 2
CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANOVA DUA JALUR
Kategori
Data Sampel I
Data Sampel II
Data Sampel III
Data Sampel IV
Kategori I
(Pria)
6
7
9
5
6
9
7
5
4
9
7
6
Kategori II
(Wanita)
6
5
4
5
4
3
8
5
3
5
4
3
Dalam menggunakan anova harus terpenuhi asumsi dasarnya, agar kesimpulan yang diambil tidak menimbulkan kesalahan atau kurang akurat. Adapun asumsi dasar yang harus terpenuhi adalah :
a         Distribusi data harus normal yang dapat diperoleh dengan memperbanyak sampel dalam kelompok.
b        Nilai-nilai varian dalam kelompok-kelompok sampel harus menunjukkan adanya homogenitas. Setiap kelompok hendaknya berasal dari populasi yang sama dengan variansi yang sama pula. Bila banyaknya sampel sama pada setiap kelompok, maka kesamaan variansinya dapat diabaikan. Tapi bila banyaknya sampel pada masing-masing kelompok tidak sama, maka kesamaan variansi populasi sangat diperlukan.
c         Data yang diolah harus berskala interval atau rasio.
d        Pengambilan sampel dilakukan secara random (acak).
            Sebenarnya anova lebih akurat digunakan untuk jumlah sampel yang sama pada setiap kelompoknya. Namun dapat juga digunakan untuk analisis jumlah sampel yang berbeda pada setiap kelompoknya, yang penting asumsi dasar dari Anova terpenuhi. Dalam contoh perhitungan nanti akan diberikan untuk jumlah sampel yang sama saja.
Analisis Varians Klasifikasi Tunggal (One Way Classification) / satu jalur
            Seperti telah dikemukakan bahwa, analisis varians merupakan teknik statistik parametris interferensial, yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel secara serentak. Oleh karena itu, dalam penelitian akan terdapat 3, 4 atau lebih kelompok sampel yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan untuk pengujian hipotesis. Setiap sampel akan mempunyai Mean (rata-rata) dan Varians (simpangan baku kuadarat). Perhatikan Gambar di bawah berikut (n = jumlah sampel, M = mean/rata-rata, s2 = varians).


Penggunaan Analisis Varians dilandasi pada asumsi:
1.      Sampel diambil secara sampel
2.      Data berdistribusi normal
3.      Varians antar sampel homogen
Sebelum analisis varians dilakukan maka ketiga asumsi tersebut harus dipenuhi terlebih dahulu, oleh karena itu diperlukan pengujian asumsi. Cara pengambilan sampel secara random telah diberikan pada teknik sampling, cara pengujian normalitas data telah diberikan pada bab kurve normal, dan cara menguji homogenitas varians telah diberikan pada teknik t-test.
Selanjutnya sebelum analisis varians untuk pengujian hipotesis seperti yang telah dirumuskan di atas, maka diperlukan pengujian homogenitas varians terlebih dulu. Pengujian menggunakan uji F.
F =                                                                          (12)
                  Berdasarkan perhitungan yang telah tertera pada tabel 4, dapat diketahui bahwa varians terbesar = 4,92 dan terkecil = 3,12. Dengan demikian harga F hitung dapat diperoleh:
            F =  = 1,58
Harga F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan dk pembilang = n2 - 1 dan dk penyebut = n1 - 1. Kebetulan jumlah n1 dan n2 disini sama, yaitu 14. Jadi dk pembilang 14, dk penyebut 14. Berdasarkan tabel F (Tabel I Lampiran), maka harga F tabel untuk 5% = 2,48 dan untuk 1% = 3,7. Ternyata harga F hitung lebih kecil dari F tabel (1,57 < 2,48). Dengan demikian dapat disimpukan bahwa varians data yang akan dianalisis homogen, sehingga perhitungan Anova dapat dilanjutkan (Bila F hitung lebih besar dari tabel, maka disimpulkan bahwa varians tidak homogen).
            Selanjutnya untuk dapat melakukan perhitungan Anova, maka harga tiap X tersebut dikuadaratkan, dan selanjutnya dijumlahkan, baik ke kanan dan ke bawah dengan menggunakan nilai pada tabel 4 dan tabel 5 perhitungannya sebagai berikut.

TABEL 4
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (X1, X2, X3) SELAMA TIGA PERIODE PENGUKURAN SEBELUM DAN SESUDAH MEMAKAI ALAT KERJA BARU
NO
Produktivitas Sebelum Memakai Alat Kerja Baru (X1)
Produktivitas Setelah 3 Bulan Memakai Alat Kerja Baru
(X2)
Produktivitas Setelah 6 Bulan Memakai Alat Kerja Baru
(X3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
12
13
10
15
13
14
10
12
13
14
13
10
13
10
15
13
15
12
18
15
17
18
20
14
16
18
16
15
13
16
18
18
14
20
15
19
20
21
18
17
17
19
16
17
14
Juml
s
s2
187,00
12,46
2375
1,77
3,12
236,00
15,73
3782
2,22
4,92
263,00
17,53
4675
2,13
4,55
                       = 686                                        = 10832

Dari tabel 4 tersebut dapat dihitung harga-harga yang diperlukan untuk uji Anova.
1.      JKtot =  - = 10.382 - = 374,3
2.      JKant = +  + ... + -
  =  + + ... + -
  = 2.331,27 + 3.713,07 + ... + 4.611,27 – 10.257,69
  = 197,92
3.      JKdal = JKtot - JKant = 374,3 - 197,92 = 176,38
4.      MKant =  = = 98,96
5.      MKdal =  = = 4,2
6.      Fhit = = = 23,56
N = jumlah seluruh anggota sampel
m = jumlah kelompok sampel
TABEL 5
TABEL PENOLONG UNTUK PERHITUNGAN ANOVA
Sampel I
Sampel II
Sampel III
Jumlah Total
X1
X12
X2
X22
X3
X32
X
X2
12
13
10
15
13
14
10
12
13
14
13
10
13
10
15
144
169
100
225
169
196
100
144
169
196
169
100
169
100
225
13
15
12
18
15
17
18
20
14
16
18
16
15
13
16
169
225
144
324
225
289
324
400
196
256
324
256
225
169
256
18
18
14
20
15
19
20
21
18
17
17
19
16
17
14
324
324
196
400
225
361
400
441
324
289
289
361
256
289
196
43
46
36
53
43
50
48
53
45
47
48
45
44
40
45
637
718
440
949
619
846
824
985
689
741
782
717
650
558
650
187
2375
236
3782
263
4675
686
10832
n1=15
n2=15
n3=15
∑=45

TABEL 6
TABEL RINGKASAN ANOVA HASIL PERHITUNGAN
Sumber Variasi
Dk
Jumlah Kuadrat (JK)
MK
Fh
Ftab
Keputusan
Total
45-1=44
374,31

23,63
5%=3,22
Fh  >Ftab
(23,63>3,22)
Jadi H0 ditolak
Ha diterima
Antar Kelompok
3-1=2
197,92
98,96
Dalam Kelompok
45-3=42
176,39
4,20

            Jadi harga F hitung  sebesar 23,63. Harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang m-1 dan penyebut N-m. Dengan demikian dk pembilang =3-1=2 dan dk penyebut =45-3=42. Berdasarkan dua dk tersebut, maka dapat diketahui bahwa harga F tabel untuk 5% =3,22 dan untuk 1%=5,15. Ternyata harga F hitung 34,14 lebih besar  daripada F tabel (23,63>3,22 atau 23,63>5,15). Karena harga F hitung lebih besar daripada harga F tabel baik untuk kesalahan 5% maupun 1% maka hipotesis nol (H0) yang diajukan ditolak dan Ha diterima.
            Jadi tedapat perbedaan produktivitas kerja pegawai sebelum ada mesin baru, dan setelah 3 bulan dan 6 bulan ada mesin baru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya mesin baru dalam industri sepatu tersebut, maka produktivitas karyawan menjadi meningkat.
            Dalam pengujian ini ternyata dapat memberikan informasi bahwa terdapat perbedaan produktivitas kerja karyawan selama tiga kali pengukuran, yaitu sebelum ada mesin baru (X1), setelah 3 bulan ada mesin baru (X2), dan setelah 6 bulan ada mesin baru (X3). Di sini belum diketahui apakah yang berbeda itu X1 dengan X2, X2 dengan X3 atau X1 dengan X3. Di sini belum diketahui apakah yang berbeda itu X1 dengan X2, X2 dengan X3 atau X1 dengan X3.