Ukuran Pemusatan
A.Pengertian Ukuran Pemusatan
Ukuran pemusatan adalah sembarang ukuran yang menunjukan pusat segugus
data, yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar atau
sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil. Salah satu kegunaan
dari ukuran pemusatan data adalah untuk membandingkan dua populasi atau
contoh, karena sangat sulit untuk membandingkan masing-masing anggota
dari masing-masing anggota populasi atau masing-masing anggota data
contoh. Nilai ukuran pemusatan ini dibuat sedemikian sehingga cukup
mewakili seluruh nilai pada data yang bersangkutan.Untuk memperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang sekumpulan data, baik sampel maupun
populasi, diperlukan ukuran-ukuran yang merupakan wakil dari kumpulan
data tersebut.
B. Bagian-bagian Ukuran Pemusatan
· Rata-rata ( hitung, ukur, harmonik)
Nilai
rata-rata merupakan salah satu ukuran untuk memberikan gambaran yang
lebih jelas dan singkat tentang sekumpulan data mengenai sesuatu
persoalan, apakah tentang sampel ataupun populasi selain penyajian
melalui daftar atau diagram. Nilai rata-ratamerupakan salah satu dari
ukuran gejala pusat. Nilai rata-rata ini merupakan wakil dari kumpulan
data, atau nilai rata-rata dianggap suatu nilai yang paling dekat dengan
hasil ukuran yang sebenarnya. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil
pengukuran sample disebut statistik sedangkan nilai rata-rata yang
diperoleh dari hasil perhitungan populasi disebut parameter. Jadi untuk
ukuran yang sama dapat disebut statistik dan dapat pula disebut
parameter, hal ini tergantung dari pemakaiannya apakah dalam sample atau
dalam populasi.
Selanjutnya nilai rata-rata dapat dibedakan menjadi 3, yauitu rata-rata hitung, rata-rata ukur, dan rata-rata harmonik.
Ø Rata-rata hitung
Rata-rata
hitung yang mengitung rata-rata sebenarnya dari data misalnya Rata-rata
nilai mata kuliah statistika untuk mahasiswa fkip matematika
universitas sriwijaya, Rata-rata jumlah pencari kerja selama tahun 1990
sampai 2004 yang terdaftat di Disnaker Surabaya.
Rata-rata
hitung adalah rata-rata yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Adapun untuk data tunggal, rumus dalam menghitung rata-rata
dapat menggunakan tiga cara. Dalam hal ini hanya akan dibahas satu cara
yaitu:
untuk data tunggal dan
Untuk data kelompok dimana
i=1,2, k (k adalah banyaknya interval kelas) , fi adalah frekuensi kelas ke-I dan Xi adalah nilai tengah kelas ke- i.
Misalnya kita memiliki data hasil ujian 25 orang siswa/i matematika SMP 1 sebagai berikut:
Misalnya kita memiliki data hasil ujian 25 orang siswa/i matematika SMP 1 sebagai berikut:
79 63 72 82 74
36 42 67 51 88
68 73 78 77 96
67 67 48 41 57
91 45 83 71 50
36 42 67 51 88
68 73 78 77 96
67 67 48 41 57
91 45 83 71 50
Maka
kita dapat menghitung rata-rata nilai siswa SMP 1 untuk mata pelajaran
matematika dengan menggunakan rumus di atas sebagai berikut
jadi rata-ratanya adalah (x ̅) = 66,64
Jika data di atas kita buat dalam bentuk kelompok, maka yang pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel distribusi seperti dibawah ini:
Jika data di atas kita buat dalam bentuk kelompok, maka yang pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel distribusi seperti dibawah ini:
Dengan menggunakan rumus di atas maka kita dapat menentukan rata-rata dengan cara:
bandingkan hasil perhitungan data kelompok dengan data tunggal!!
kita menemukan bahwa menghitung mean pada data berkelompok menghasilkan nilai yang berbeda dengan menghitung mean pada data tunggal. Aspek ramalan yang kita gunakan pada penentuan mean dengan menggunakan data berkelompok turut menentukan hasil mean yang kita temukan. Ternyata menentukan mean dengan tidak mengelompokkan data lebih tepat daripada kita mengelompokkan data terlebih dahulu. tingkat ketempatan akurasi ini dikarenakan dengan menggunakan data tunggal, maka yang kita hitung adalah data sebenarnya.
kita menemukan bahwa menghitung mean pada data berkelompok menghasilkan nilai yang berbeda dengan menghitung mean pada data tunggal. Aspek ramalan yang kita gunakan pada penentuan mean dengan menggunakan data berkelompok turut menentukan hasil mean yang kita temukan. Ternyata menentukan mean dengan tidak mengelompokkan data lebih tepat daripada kita mengelompokkan data terlebih dahulu. tingkat ketempatan akurasi ini dikarenakan dengan menggunakan data tunggal, maka yang kita hitung adalah data sebenarnya.
Ø Rata-rata ukur
Mengukur tingkat perubahan ( rate of change)
untuk data nilai positif. Rata ukur dipergunakan untuk menghitung
rata-rata dari data yang perbandiangan tiap 2 data berurutannya tetap
atau hampir tetap. Untuk data yang bernilai x1,x2,.....xn maka rata-rata ukur u didefinisikan oleh :
u : rata-rata ukur
n : banyak sampel
Ø Rata-rata harmonik
Rata-rata harmonik dari suatu kumpulan data x1, x2, …, xn adalah kebalikan dari nilai rata-rata hitung (aritmetik mean). Secara matematis dapat dinyatakan dengan formula berikut:
Secara
umum, rata-rata harmonic jarang digunakan. Rata-rata ini hanya
digunakan untuk data yang bersifat khusus. Misalnya,rata-rata harmonik
sering digunakan sebagai ukuran tendensi sentral untuk kumpulan data
yang menunjukkan adanya laju perubahan, seperti kecepatan.
· Median
Median adalah salah satu ukuran pemusatan data,
yaitu, jika segugus data diurutkan dari yang terkecil sampai yang
terbesar atau yang terbesar sampai yang terkecil, nilai pengamatan yang
tepat di tengah-tengah bila jumlah datanya ganjil, atau rata-rata kedua pengamatan yang di tengah bila banyaknya pengamatan genap.
Untuk data populasi median dilambangkan dengan . Sedangkan untuk data contoh, median dilambangkan dengan .
Jika nilai-nilai dalam suatu data telah diurutkan, maka median dari data itu dapat ditentukan sebagai berikut.
1. Jika ukuran data n ganjil, maka median nya adalah nilai datum yang tengah atau nilai datum yang ke .
Ditulis :
Median =
2. Jika ukuran data n genap, maka mediannya adalah rataan dari dua nilai datum yang ditengah atau rataan dari nilai datum ke dan nilai datum ke .
Ditulis :
Median =
Kelebihan
Kelebihan
dari median adalah terletak pada kemudahan untuk dihitung jika jumlah l
dan median sama sekali tidak dipengaruhi oleh nilai pencilan.
Kekurangan
Kekurangan dari median adalah nilai median relatif tidak stabil bahkan untuk data dalam populasi yang sama.
Sebagai contoh kita hitung median dari data sebelumnya.
Data hasil ujian 25 orang siswa/i matematika SMP 1 sebagai berikut:
36,41,42,45,48,50,51,57,63,67,67,67,68,71,72,73.74,77,78,79,82,88,91,96
Jadi Median =
· Modus
Untuk
menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi digunakan ukuran modus
(Mo). Dalam banyak hal, modus ini sering digunakan sebagai rata-rata
untuk data kuantitatif. Misalkan ada pernyataan sebagai berikut :
Umumnya
kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kecerobohan pengemudi. Ini tidak
lain adalah modus. Karena modus adalah kejadian yang banyak terjadi,
maka untuk data kuatitatif, modus ditentukan dengan melihat frekuensi
terbanyak diantara data itu.
Jika data kuantitatif sudah disusun dalam daftar sekitar frekuensi, maka modus ditentukan dengan rumus :
Dengan :
b : batas bawah kelas Mo (dengan frekuensi terbanyak)
p : panjang kelas Mo
b1 : frekuensi kelas Mo dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
b2 : frekuensi kelas Mo dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
sebagai contoh, kita menghitung modus dari data yang sama.
Ada
suatu data yang hanya mempunyai satu modus disebut unimodus, mempunyai
dua modus disebut bimodus, dan ada pula data yang mempunyai lebih dari
dua modus disebut multimodus.
Hubungan Empiris antara Rataan, Median dan Modus
Meskipun
suatu gugus data mungkin saja tidak memiliki modus, namun pada suatu
distribusi data kontinyu, modus dapat ditentukan secara analitis.
- Untuk gugus data yang distribusinya simetris, nilai mean, median dan modus semuanya sama.
- Untuk distribusi miring ke kiri (negatively skewed): mean < median < modus
- untuk distribusi miring ke kanan (positively skewed): terjadi hal yang sebaliknya, yaitu mean > median > modus.
rataan – modus = 3 (rataan – Median)
· Kuartil
Ø Data Tunggal
Untuk
statistik jajaran dengan ukuran data n > 4, dapat ditentukan 3 buah
nilai yang membagi statistik jajaran itu menjadi 4 bagian yang sama.
Ketiga nilai ini disebut kuartil, yaitu :
1. Kuartil pertama (Q1) mempartisi data menjadi ¼ bagian.
2. Kuartil kedua (Q2) mempartisi data menjadi 2/4 bagian. Disini tampak bahwa Q2 tidak lain adalah median.
3. Kuartil ketiga (Q3) mempartisi data menjadi ¾ bagian.
Langkah-langkah untuk mencari kuartil adalah:
Langkah 1
Pertama-tama tentukam median atau kuartil kedua Q2.
Langkah 2
- Kuartil pertama Q1 ditentukan sebagai median semua nilai datum yang kurang dari Q2.
- Kuartil ketiga Q3 ditentukan sebagaisemua nilai datum yang lebih dari Q2.
Ø Data Kelompok
Nilai Q1,Q2, dan Q3 dari data kelompok dapat ditentukan dengan rumus berikut.
Dengan:
L1 = tepi bawah kelas yang memuat kuartil pertama Q1
= jumlah frekuensi sebelum kuartil pertama Q1
f1 = frekuensi kelas yang memuat kuartil pertama Q1
Dengan :
L2 = tepi bawah kelas yang memuat median atau kuartil kedua Q2
= jumlah frekuensi sebelum kuartil kedua Q2
f2 = frekuensi kelas yang memuat kuartil kedua Q2
L3 = tepi bawah kelas yang memuat kuartil ketiga Q3
= jumlah frekuensi sebelum kuartil ketiga Q3
f3 = frekuensi kelas yang memuat kuartil ketiga Q3
Contoh
Tentukan
nilai kuartil pertama, kuartil kedua, dan kuartil ketiga untuk data
berkelompok tentang hasil pengukuran (dalam mm) pada tabel berikut.
Hasil Pengukuran
|
Titik tengah (xi)
|
Frekuensi
|
119 – 127
|
123
|
3
|
128 – 136
|
132
|
6
|
137 – 145
|
141
|
10
|
146 – 154
|
150
|
9
|
155 – 163
|
159
|
7
|
164 – 172
|
168
|
3
|
173 - 181
|
177
|
2
|
Jawab :
(a)
Jadi kuartil pertama adalah
(b)
(c)
Jadi kuartil ketiga adalah
· Desil
Ø Data Tunggal
Untuk
statistik jajaran dengan ukuran data n > 10, dapat ditentukan 9 buah
nilai yang membagi statistik jajaran itu menjadi 10 bagian yang sama.
Kesembilan buah nilai itu disebut desil, yaitu:
ü Desil pertama (D1) mempartisi data menjadi bagian dan bagian.
ü Desil kedua (D2) mempartisi data menjadi bagian dan bagian, ...., demikiam seterusnya.
Jika suatu data telah dinyatakan dalam bentuk statistik jajaran, maka desil ke-i ditetapkan terletak pada nilai urutan yang ke
Dengan i = 1,2,3,.... 9 dan n adalah ukuran data
Jika nilai urutan yang diperoleh bukan bilangan asli, maka untuk menghitung desil diperlukan pendekatan interpolasi linear.
Jika
desil terletak pada nilai urutan antara k dan k+1 dan d adalah bagian
desimal dari nilai urutan tersebut maka nilai desilnya adalah:
Ø Data Kelompok
Desil dari suatu data yang telah dikelompokkan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut ini.
Dengan:
i = 1,2,3,...9
Di = desil ke-i
Li = tepi bawah kelas yang memuat desil ke-i
= jumlah frekuensi sebelum desil ke-i
= frekuensi kelas yang memuat desil ke-i
n = ukuran data
c = panjang kelas
· Persentil
Persentil adalah ukuran letak yang membagi gugs data menjadi 100 bagian yang sama besar. Persentil digunakan Untuk kelompok data dimana n ≥ 100, dapat ditentukan 99 nilai, P1, P2, … P99,
yang disebut persentil pertama, kedua dan ke-99, yang membagi kelompok
data tersebut menjadi 100 bagian,masing-masing mempunyai bagian dengan
jumlah observasi yang sama, dan sedemikian rupa sehingga 1%
data/observasi sama atau lebih kecil dari P1, 2% data/observasi sama atau lebih kecil dari P2.
a. Rumus persentil untuk data tunggal
i =1,2,3, . . . 99
n: banyak data
Contoh
Terdapat
sebanyak 253 data yang sudah tersortir ascending. Data ke-190 bernilai
175 dan Data ke-191 bernilai 180. Data ke-50 bernilai 45 dan Data ke-51
bernilai 48. Data ke-165 bernilai 100 dan Data ke-166 bernilai 102.
Tentukan persentil ke-65!
Penyelesaian :
Nilai Persentil ke-65 = Data ke 165 + 0.1 (Data ke-166 – data ke-165)
= 100 + (0.1´ 2) = 100 + 0.2 = 100.2
b. Rumus persentil untuk data berkelompok
p = 1, 2, 3, . . . 99
n: banyak
Persentil ke-p = TBB Kelas Persentil ke-p + i
atau
Persentil ke-p = TBA Kelas Persentil ke-p - i
di mana
TBB : Tepi Batas Bawah
s : selisih antara Letak Persentil ke-p dengan Frekuensi Kumulatif sebelum kelas Persentil ke-p
TBA : Tepi Batas Atas
s’ : selisih antara Frekuensi Kumulatif sampai kelas Persentil ke-p dengan letak Persentil ke-p
i : interval kelas
f P : Frekuensi kelas Persentil ke-p
Contoh :
Tentukan Persentil ke-56
Kelas
|
Frekuensi
|
Frek. Kumulatif
|
16 – 23
|
10
|
10
|
24 – 31
|
17
|
27
|
32 – 39
|
7
|
34
|
40 – 47
|
10
|
44
|
48 – 55
|
3
|
47
|
56 – 63
|
3
|
50
|
S
|
50
|
----
|
Kelas Persentil ke-56
interval = i = 8
Letak Persentil ke-56 = = = 28
Persentil ke-56 = Data ke-28 terletak di kelas 32 - 39
\Kelas Persentil ke-56 = 32 - 39
TBB Kelas Persentil ke-56 = 31.5 dan TBA Kelas Persentil ke-56 = 39.5
f P56 = 7
Frek. Kumulatif sebelum Kelas Persentil ke-56 = 27 ® s = 28 - 27 = 1
Frek. Kumulatif sampai Kelas Persentil ke-56 = 34 ® s’ = 34 - 28 = 6
Persentil ke-5 = TBB Kelas Persentil ke-56 + i
= 31.5 + 8 = 31.5 + 8 (0.142...)
= 31.5 + 1.142.. = 32.642...
Persentil ke-56 = TBA Kelas Persentil ke-56 - i
= 39.5 - 8 = 39.5 - 8 (0.857...)
= 39.5 - 6.857... = 32.642...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar